KILASINFO.ID ■ Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI di Istana Negara, pada Rabu (17/11/2021).
Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TNI 2021 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI yang dibacakan Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono.
Dengan demikian Jenderal Andika akan menjabat sekitar 13 bulan menjadi Panglima TNI, sebelum masuk usia pensiun.
Pengamat intelijen, keamanan dan pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, jika visi misi yang dipaparkan di Komisi I DPR dijalankan secara efektif, maka Andika akan memberi manfaat bagi TNI.
Ia menilai TNI kedepan sedang membutuhkan modernisasi Alutsista. Dengan demikian, TNI perlu dipimpin sosok yang memiliki manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal.
Nuning menjelaskan, saat ini berbagai negara sedang menyusun kebijakan baru terkait dengan defence shifting (pergeseran pertahanan) yang mengarah pada prinsip efisiensi operasi militer dan interoperabilitas.
Teknologi terkini yang mendominasi defence shifting adalah Unmanned System. Diantaranya adalah Unmanned Aerial Vechile (UAV), Unmanned Surface Vechile (USV) dan Unmanned Sub-Surface Vechile (USSV).
Merujuk hal tersebut, mantan anggota DPR itu juga mengatakan, kualitas prajurit TNI harus ditingkatkan lagi, khususnya terkait isu teknologi militer terkini.
Dijelaskan Nuning, pemanfaatan Unmanned System baik berupa robot maupun artificial intelligent, dan cyber defense juga harus dipahami seluruh prajurit TNI.
“Salah satu langkah yang perlu dilakukan Andika adalah merekrut pemuda dan pemudi yang memiliki nilai intelejensi tinggi,” katanya.
Nuning berpendapat, PR bagi Andika saat ini adalah prinsip pembenahan Alutsista setelah Minimum Esential Force (MEF) ditujukan untuk optimalisasi membutuhkan profesionalitas prajurit TNI dari ketiga angkatan yang terintegrasi.
■ via/ ErEm
