SUKABUMI, KILASINFO.id – Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi mengikuti pelatihan sejuta petani dan penyuluh secara online di kantror BPP setempat, Rabu (23/2/2022). Pelatihan ini sebagai bagian dari upaya adaptasi dan mitigasi sektor pertanian terhadap perubahan iklim.
Diketahui, Pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mulai hari ini Rabu 23 Februari hingga 17 Maret 2022.
Kepala BPP Kecamatan Cicurug, Ridwan, S. PKP mengatakan bahwa dengan adanya pelatihan bagi penyuluh dan petani, teknologi pertanian moderen dapat termanfaatkan.
“Pelatihannya sangat menunjang, sehingga teknologi pertanian moderen saat ini dapat termanfaatkan,” ungkap Ridwan.
Bahkan tidak hanya itu, dengan pelatihan ini, keterampilan dan produktifitas petani tentunya akan meningkat.
“Pasti meningkat, terutama untuk peningkatan potensi dan kemampuan SDM pertanian yang lebih berkualitas,” sebutnya.
Hal yang sama disampaikan salah satu kelompok tani (Poktan) di wilayah kecamatan Cicurug. Sebut saja, Anwar dari Poktan Maju Makmur.
Anwar menyebut betapa pentingnya sebuah pelatihan bagi para petani terutama dalam menghadapi era modern saat ini.
“Penting sekali, untuk berdaya saing dalam bidang pertanian modern ini tentu harus dibarengi dengan adanya peningkatan SDM para petani, terima kasih pemerintah sudah memfasilitasi dengan pelatihan ini,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dampak perubahan iklim menjadi tantangan yang sangat besar di sektor pertanian. Salah satu solusi untuk mengatasinya dengan menggunakan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk adaptasi perubahan iklim.
Mentan terus mendorong inovasi pertanian, sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan iklim. Terkait dengan hal ini Mentan menyambut baik kegiatan pelatihan sejuta petani dan penyuluh serta diharapkan terus melakukan inovasi-inovasi lain dalam rangka pelaksanaan adaptasi dan mitigasi iklim.
“Khususnya untuk mengantisipasi perubahan iklim ekstrem yang terjadi di Indonesia. Kita punya alam yang bagus keterampilan yang banyak dan semua harus terus kita perbaiki,” katanya.
Menurutnya, pelatihan ini akan memberikan keyakinan untuk melakukan Implementasi dari pelaksanaan teknologi pertanian.
“Termasuk cara-cara baru pertanian, menggunakan digital system pertanian, dan smart farming. Mengimplementasikan kegiatan ini tentu tidak mudah, tetapi Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP harus terus melakukan pelatihan-pelatihan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam kondisi cuaca yang sangat ektrem ini. Oleh karena itu, BPPSDM dan Litbang harus berada di lapangan membantu petani dan penyuluh,” katanya, dikutif beritasatu.com. ***
Ade Sutisna
