“Pesan khusus Bapak Presiden Jokowi ialah keluarga-keluarga muda harus menjadi perhatian utama, dikarenakan keluarga muda lah yang akan hamil dan akhirnya bisa melahirkan anak-anak stunting”
SUKABUMI, KILASINFO – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengatakan, bahwa pemerintah menargetkan penurunan angka stunting di tahun 2024 melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.
Hal tersebut disampaikan Hasto, saat Webinar Dialog dan Apresiasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting dengan Tema Generasi Bebas Stunting (Genting) secara Virtual, Rabu (6/7/2022) yang diikuti oleh para kepala daerah se-Indonesia.
- BACA JUGA:CEO Arfan Group: Investasi Properti Menguntungkan, Benteng Royal Residence Solusinya!
- BACA JUGA:Cari Rumah Di Sekitar Sukabumi-Bogor, Benteng Royal Residence Bisa Jadi Pilihan
“Pesan khusus Bapak Presiden Jokowi ialah keluarga-keluarga muda harus menjadi perhatian utama, dikarenakan keluarga muda lah yang akan hamil dan akhirnya bisa melahirkan anak-anak stunting,” kata Hasto, dikutip dari laman resmi Pemkab Sukabumi, Kamis (7/7/2022).
Menurut Hasto, stunting menjadi ancaman kualitas generasi muda dan generasi bangsa, sehingga ancaman stunting harus diturunkan secara bersama-sama
“Kami berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran yang telah memberikan dukungan kepada BKKBN dalam rangka penyelenggaraan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-29,” ucapnya.
- BACA JUGA:Wabup: Kehadiran KTNA Harus Menjawab Permasalahan Para Petani dan Nelayan
- BACA JUGA:Bangun Desa Wisata Berkualitas dan Berkelanjutan, Sandiaga Uno Gandeng Mitra Strategis Bangkitkan Sektor Pariwisata
Untuk angka stunting generasi muda di Indonesia, dijelaskan Hasto, ada sebanyak 24,4 Persen, Mental Emotional Medis Ofer sebanyak 8,6 persen, Kecanduan Narkotik sebanyak 5 persen, Autisme 1 persen dan Difabel 3.
“Sehingga generasi kita yang kurang optimal itu sudah hampir 40 persen dan masalah terbesarnya yakni stunting,” katanya.
Masih kata dr Hasto, pada tahun 2035 akan hadir Eject Duration, dimana akan cukup besar populasi orang-orang tua yang pendidikan nya tidak lulus SMP sebanyak 80 persen, oleh karena itu generasi muda saat ini harus produktif.
“Ketika generasi mudanya tidak produktif maka windows opportunity akan menutup di Tahun 2035,” sebutnya.
- BACA JUGA:Pariwisata Tempat Ibadah dan Tempat Umum Lainnya di Jawa Barat Bakal Dipergubkan, Ini Kata Uu Ruzhanul Ulum
- BACA JUGA:Bayar Pajak Anda di Tanggal ini, Bapenda Jabar Berikan Keringanan Pemutihan Hingga Bebas Denda Keterlambatan
Semantara di Kabupaten Sukabumi, Bupati Marwan, mengharapkan dalam rangka Harganas Ke-29 terdapat program-program BKKBN, dan saat itu pun harus tersosialisasikan dengan baik, agar di tahun 2035 angka stunting terintervensi.
“Di tahun 2035 Bapak Presiden berharap angka stunting menurun dan banyak program yang harus menjadi perhatian kita, karena kalau dibiarkan, SDM anak-anak kita tidak produktif,” katanya.*
Ade Yosca
