“Petani Milenial adalah petani yang berusia antara 19 sampai 39 tahun yang sudah menjalankan usaha agribisnis”
BOGOR, KILASINFO – Pemerintah Kabupaten (Bogor) Jawa Barat menggulirkan program petani milenial untuk mencetak agropreneur muda sebagai sumber daya manusia pertanian yang handal.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty saat berdialog di Radio Tegar Beriman (Teman) 95.3 FM.
- BACA JUGA:Benteng Royal Residence, Hunian Tropis yang Memiliki Nilai Magis dan Lokasi Strategis
- BACA JUGA:Hunian Dekat Fasilitas Pendidikan yang Strategis, Ya di Benteng Royal Residence
“Petani Milenial adalah petani yang berusia antara 19 sampai 39 tahun yang sudah menjalankan usaha agribisnis,” kata Siti, dikutip dari bogorkab.go.id, Selasa (12/7/2022).
“Usaha agribisnis yang dimaksud, sambung Siti, baik di sektor hulu yakni budidaya, maupun di sektor hilir yakni pasca panen dan pemasaran, dengan menggunakan teknologi digitalisasi dan bisa menggerakan masyarakat petani lainnya,” sambungnya.
Menurut Siti, tujuan utama program petani milenial ini adalah untuk mencetak agropreneur muda sebagai sumberdaya manusia pertanian yang handal dan dapat menjadikan usaha agribisnis sebagai salah satu mata pencaharian yang menjanjikan dan bisa menyejahterakan masyarakat.
Siti Nurianty menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah mencanangkan program untuk mencetak 5.000 petani milenial tahun 2023, dengan tagline “Tinggal Di Desa, Rezeki Kota, Bisnis Mendunia”, dengan lima program prioritas, yaitu penyiapan sumber daya manusia, penyiapan lahan, penyiapan offtaker, fasilitas permodalan, transfer teknologi dan inovasi.
- BACA JUGA:Tiga Koperasi Sehat di Bogor Diganjar Penghargaan
- BACA JUGA:Viral, Video Anak Sopir Angkot Jadi Polisi, Ini Kisahnya!
Siti Nurianty menambahkan, Distanhorbun saat ini baru membina 350 orang petani milenial yang bergerak di usaha agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dengan rincian, 176 orang bergerak di komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, dan talas.
140 orang bergerak di komoditas hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Berikutnya, 34 orang bergerak di komoditas perkebunan seperti kopi.
Untuk diketahui, perekrutan petani milenial di Kabupaten Bogor dilakukan berdasarkan mekanisme yang sudah ditetapkan oleh Provinsi Jawa Barat, yakni dapat melalui daring maupun luring.***
