Ketika tertangkap dalam OTT, koruptor tidak bisa mengelak karena ada barang bukti
JAKARTA, KILASINFO – Eks Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap menyatakan bahwa operasi tangkap tangan (OTT) merupakan metode yang efektif dalam upaya pemberantasan korupsi.
Melansir dari CNN Indonesia, Yudi juga menyebut bahwa OTT sekaligus bentuk kampanye dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Metode OTT menurut saya masih sangat efektif. Karena ketika OTT atau koruptor tertangkap, itu sebenarnya adalah suatu kampanye yang paling efektif dalam usaha memberantas korupsi,” kata Yudi dalam keterangan melalui video yang diunggah di akun Youtube pribadinya, Kamis (22/12/2022).
Pernyataan Yudi itu merespons kritik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut OTT KPK membuat citra negara jelek.
Yudi mengatakan, ketika tertangkap dalam OTT, koruptor tidak bisa mengelak karena ada barang bukti. Ia berpendapat, OTT juga bisa memberikan efek jera kepada koruptor.
“Ketika tertangkap tangan, maka tidak ada lagi alasan untuk mengelak. Sebab, barang buktinya ada, para pelakunya ada. Sehingga, dalam waktu 1 x 24 jam sejak operasi tangkap tangan, sudah bisa ditetapkan tersangkanya,” ucapnya.
Yudi menyampaikan salah satu kelebihan OTT yaitu membuat penyidik dapat mengembangkan suatu perkara tindak pidana korupsi lebih luas.
“Pada saat OTT mungkin sedikit, Rp200-300 juta, tapi mengembang sampai puluhan miliar. Kemudian kasusnya, pada saat OTT mungkin hanya satu kasus terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Misalnya, suatu dinas atau terkait dengan proses perizinan. Begitu pengembangan, ke mana-mana, banyak kasus ternyata,” katanya.
Sebelumnya, masih dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (22/12/2022). Luhut menilai OTT yang dilakukan KPK membuat citra negara menjadi buruk.
Dia pun mendorong agar penerapan digitalisasi dimasifkan. Menurut Luhut, transparansi bisa membuat KPK tidak perlu lagi melakukan OTT.
“OTT-OTT itu kan enggak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget, tapi kalau kita digitalize siapa yang mau lawan kita,” ujar Luhut dalam paparannya pada acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024, Selasa (20/12/2022) dikutip dari CNN Indonesia.
KPK telah merespons pernyataan Luhut. Juru Bicara KPK Ali Fikri menegaskan KPK bekerja secara holistik.
Ia mengatakan upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK tak cuma dengan penindakan lewat OTT, tapi juga melalui program pencegahan korupsi dan pendidikan antikorupsi.
“Cara kerja pemberantasan korupsi oleh KPK tentu tidak hanya fokus pada upaya penindakan saja, tapi diselesaikan dengan kerja-kerja terukur secara holistik,” kata Ali dalam keterangan pers. *
