“Jadi nanti penanganannya di Rumah Pompa Sringin akan ditambah delapan pintu, bukan pompanya. Untuk di Tenggang ada enam pintu, ini sudah kita pesan pintunya dan akan dipasang”
SEMARANG, KILASINFO – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Semarang, Jawa Tengah, disebabkan banjir rob atau banjir pasang surut air laut.
Tidak hanya itu, banjir juga disebabkan oleh debit air hujan tinggi yang terjadi sejak Sabtu (31/12/2022) pagi. Sedangkan rumah pompa yang terpasang masih kurang kapasitasnya untuk menyurutkan banjir dengan cepat.
“Penanganan banjir yang ditangani sekarang adalah banjir dari hulu sungai dengan kapasitas pompa di Rumah Pompa Sringin sebesar 10 meter kubik (m3)/detik dan Rumah Tenggang sebesar 12 m3/detik, sedangkan debit hujan kemarin sampai dengan 65 m3/detik. Artinya kapasitas pompa masih kurang,” kata Menteri Basuki, saat bersama Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman dan Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu meninjau langsung lokasi banjir di Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, dikutip dari situs resmi pu.go.id, Kamis (5/1/2023).
Sebagai penanganan jangka pendek, masih kata Basuki, Kementerian PUPR pada hari ini sudah mendatangkan pompa dari berbagai wilayah untuk menyedot dan menyalurkan air genangan ke laut. Tambahan pompa penyedot air berkapasitas besar diharapkan dapat mempercepat penanganan banjir di Kaligawe dan jalur jalan Pantai Utara Kota Semarang.
“Hari ini saya datangkan lagi tambahan pompa sekitar 3,5 m3/detik, di antaranya dari Solo (Balai Besar Wilayah Sungai/BBWS Bengawan Solo), Yogya ( BBWS Serayu Opak), Cirebon (BBWS Cimanuk-Cisanggarung), bahkan dari DKI (BBWS Ciliwung Cisadane). Saya harapkan paling lama besok sudah kering,” katanya.
Sebagai penanganan jangka panjang, Basuki mengatakan akan menambah jumlah pintu air di Rumah Pompa Kali Tenggang dan Rumah Pompa Kali Sringin.
“Jadi nanti penanganannya di Rumah Pompa Sringin akan ditambah delapan pintu, bukan pompanya. Untuk di Tenggang ada enam pintu, ini sudah kita pesan pintunya dan akan dipasang,” ujarnya.
Pintu air tersebut, menurut Basuki akan dibuka tutup sesuai pasang surut air laut. “Nanti, kalau airnya pasang pintu ditutup agar tidak melimpas balik, kalau surut baru kita buka sehingga air bisa mengalir dari sungai ke laut secara gravitasi,” ucapnya.
Dijelaskan Basuki, penanganan banjir di Kota Semarang dilakukan menggunakan sistem polder, yang mencakup area Semarang Barat, Semarang Tengah, serta Semarang Timur yang terdiri atas Rumah Pompa Tenggang dan Sringin.
“Sistem polder tersebut dirancang untuk mengatasi banjir rob. Sekarang rob sudah mulai tertangani, apalagi nanti kalau selesai Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1 dengan tanggul laut. Ini penanganan banjir dari hulu,” katanya.
Untuk seksi 1 Tol Semarang-Demak telah dilaksanakan kontrak dengan paket pekerjaan peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk 1A; pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung serta rest area dan Gerbang Tol untuk 1B; pembangunan Kolam Retensi Terboyo (± 189 Ha) dan Sriwulan (± 28 Ha), Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan untuk 1C.
“Nanti jalan tolnya akan kita tinggikan kemudian jalan di bawahnya akan kita tinggikan sehingga tidak tergenang lagi. Konstruksinya akan dikerjakan enam bulan usai Lebaran 2023 agar tak mengganggu aktivitas mudik,” katanya. ***
