“.. kita semua bertanggung jawab atas kondisi kenakalan remaja yang banyak diberitakan belakangan ini bahkan sampai tingkat kekerasan, khususnya penyelenggara pendidikan dan orang tua”
KILASINFO, SUKABUMI – Maraknya kasus kenakalan remaja dikalangan pelajar hingga pembacokan terjadi di Kabupaten Sukabumi, menyisakan banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan baik oleh penyelenggara pendidikan, stakeholder, aparat keamanan, komite sekolah dan orang tua serta warga.
Remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan ini sangat rentan melakukan perilaku yang kurang baik dan mengakibatkan keresahan pada masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena remaja itu beranggapan akan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua II sekaligus Koordinator Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, M. Sodikin, memberikan tanggapan atas perilaku tersebut, sekaligus merasa prihatin dengan ulah dan perilaku para pelajar yang terjadi saat ini.
Menurutnya, dari perilaku para pelajar yang saat ini menjadi perhatian banyak publik merupakan tanggung jawab semua pihak.
“Dalam hal ini, kita semua bertanggung jawab atas kondisi kenakalan remaja yang banyak diberitakan belakangan ini bahkan sampai tingkat kekerasan, khususnya penyelenggara pendidikan dan orang tua,” paparnya.
“Serta, penguatan pendidikan agama, moral dan kedisiplinan harus lebih menjadi titik tekan dalam pembelajaran,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan, sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru.
“Sang guru harus berusaha supaya keluarganya baik, supaya apa, supaya ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, dan tidak terjebak dalam kenakalan remaja,” jelas politisi PKS itu.
Namun kita juga jangan mengesampingkan faktor apa yang menjadi penyebab si pelajar itu melakukan kenakalan remaja.
“Kita juga harus mendalami faktor apa yang menjadi penyebabnya, mungkin faktor keluarga, lingkungan, pergaulan, krisis identitas, kurang pemahaman agama, kondisi ekonomi, dan penyalahgunaan teknologi informasi, dan hal-tersebut terjadi ketika anak tersebut terpapar pengaruh buruk dari berbagai faktor dan dalam jangka waktu lama tanpa pernah ada intervensi baik di tengah kehidupannya,” paparnya lagi.
“Nah, dari contoh itulah tinggal bagaimana kita mencegahnya supaya kedepannya bisa mengurangi masalah kenakalan remaja bahkan menghilangkannya,” sarannya.
Ia berharap generasi penerus bangsa ini tidak tergoda akan kenakalan remaja atau pergaulan bebas lainnya.
“Pergaulan bebas sangat lah merusak generasi besar. Oleh karena itu remaja harus pandai menjaga diri nya sendiri, jangan sampai kita tergoda akan kenakalan remaja atau pergaulan bebas. Pergaulan bebas merusak generasi besar, mari kita membangkitkan generasi muda ke arah hal positif khususnya di Kabupaten Sukabumi umumnya di Indonesia,” pungkasnya. *
