sejauh ini Bulog telah memasok beras sebesar 33.110 ton untuk 21 toko pengecer
KILASINFO, SUKABUMI – Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag), Mohammad Rifki menyebut, sejak awal Bulan September harga beras di Kota Sukabumi mengalami kenaikan.
Ia menyampaikan terdapat dua alasan kenaikan harga tersebut yakni fenomena cuaca El Nino yang menyebabkan beberapa daerah gagal panen, kemudian dikeluarkannya Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2023 mengenai Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah.
“Beras mengalami kenaikan pada tanggal 1 dan 5 September. Kenaikan disebabkan oleh fenomena cuaca el Nino. Sehingga, beberapa daerah mengalami gagal panen,” kata Mohammad Rifki, dikutip dari portal.sukabumikota.go.id, Jumat (29/9/2023).
“Kemudian perubahan harga dasar atau HET dari beras terutama yang golongan medium, dari Rp9.450 menjadi Rp10.900, ini berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nomor 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah,” sambungnya.
Menyikapi naiknya harga beras, Diskumindag Kota Sukabumi telah berkoordinasi dengan Bulog Subdivre Cianjur yang membawahi wilayah Sukabumi untuk tetap mendistribusikan beras kepada toko pengecer melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Dijelaskannya sejauh ini Bulog telah memasok beras sebesar 33.110 ton untuk 21 toko pengecer.
“Diskumindag selalu berkoordinasi dengan Bulog Subdivre Cianjur yang membawahi pula wilayah Sukabumi. Sampai hari ini beras medium SPHP dari Bulog sudah disalurkan sebanyak 33.110 ton untuk 21 toko pengecer, dengan harga konsumen sebesar Rp10.900 per kilogram,” jelasnya.
“Mudahan – mudahan kedepannya disampingt petani memasuki masa panen, Bulog juga mendistribusi sehingga harga terjaga,” tambahnya.
Terkait dilakukannya operasi pasar, ia menjawab sejauh ini belum ada pembahasan mengenai hal tersebut, namun pihak Diskumindag terus mendorong Bulog Subdivre Cianjur untuk memasok beras agar harganya tetap terkendali. *
